Teknologi yang Bisa Mengoreksi Kelainan Penglihatan Refraksi Dalam 8 Detik Per Mata

Teknologi yang Bisa Mengoreksi Kelainan Penglihatan Refraksi Dalam 8 Detik Per Mata

Sabtu, 08 Juli 2023, Juli 08, 2023

 

Beritaindo.online

World Health Organization (WHO) memperkirakan setidaknya 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan; dengan 123,7 juta di antaranya merupakan kelainan refraksi yang belum tertangani.

Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan memperkirakan terdapat sekitar 5 sampai 6 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan termasuk akibat kelainan refraksi.

Gangguan refraksi merupakan kondisi di mana cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas.

Gangguan refraksi terdiri atas Myopia (rabun jauh), Hipermetropi (rabun dekat), Astigmatism (silindris) dan Presbiopi (rabun dekat usia lanjut).

Belakangan, seiring perkembangan teknologi, gangguan penglihatan itu diklaim efektif dikoreksi menggunakan teknologi ReLEx SMILE.

Dalam penjelasannya, Presiden Direktur JEC Group, DR Dr Johan A Hutauruk, SpM(K) menjelaskan teknologi ini menggunakan mesin VisuMax® 800 Femtosecond Laser untuk mengoreksi kelainan refraksi.

Hebatnya, koreksi kelainan refraksi diklaim hanya memakan waktu dalam 8 detik per mata dengan keamanan yang tinggi.

Teknologi ini diklaim didukung oleh adanya perpaduan antara teknologi lengan robotik dan AI system untuk integrasi data pendukung pre operasi agar meminimalisir risiko.

Atasi Kelainan Refraksi 18 Ribu Mata 

Dalam keterangannya, Johan menjelaskan, keampuhan teknologi ini sudah terbukti dengan raihan yang dicapai pihaknya melalui JEC Eye Hospitals and Clinics yang berhasil mengatasi kelainan refraksi pasien pada lebih dari 18.000 mata di Indonesia.

"Teknologi mutakhir ini merupakan inovasi keluaran ZEISS, yakni perusahaan global yang fokus pada pengembangan solusi optik dan optoelektronik. Melalui ReLEx SMILE, ZEISS telah sukses mengoreksi 7 juta mata pasien di seluruh dunia. Dari jumlah itu, JEC menjadi penyedia penyedia layanan ReLEx SMILE terbanyak (Top Contributor) secara global," kata Johan, dikutip Jumat (7/7/2023).

Atas capaian itu, pihak Johan menerima penghargaan dari ZEISS dengan seremoni dilaksanakan pada 12 Mei 2023 silam di Rumah Sakit Mata JEC Kedoya.

Penghargaan diserahkan Head of Business Unit at ZEISS Medical Technology di Indonesia, Timotius Prawirahalim Lim kepada Johan A Hutauruk dan Direktur Utama RS Mata JEC Kedoya, DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K).

“Semoga kerja sama antara JEC Hospitals and Clinics di seluruh Indonesia dan ZEISS bisa tetap terbina dengan baik. Kami mengharapkan dukungan secara umum agar bisa bersama-sama membantu mengatasi gangguan mata di Indonesia. Ke depannya kami optimistis terus berkembang pesat, sehingga masyarakat Indonesia mendapatkan layanan koreksi mata yang selalu terdepan dan tidak ketinggalan dibandingkan dengan layanan serupa di luar negeri,” kata Johan pada kesempatan itu.

Pada kesempatan yang sama, Head of Business Unit at ZEISS Medical Technology di Indonesia Timotius Prawirahalim Lim mengatakan, pihaknya bangga bekerja sama dengan JEC selama ini.

Sejak 2016, JEC melalui cabang JEC @ Kedoya menjadi rumah sakit mata pertama di Indonesia yang menyediakan layanan bedah refraksi menggunakan teknologi ReLEx SMILE VisuMax® 500.

Adapun dr Setio yang juga Ketua Katarak dan Bedah Refraktif JEC Group mengatakan pencapaian sebagai top contributor secara global untuk tindakan koreksi mata menggunakan teknologi ini merupakan bagian dari sejarah penting JEC Eye Hospitals and Clinics.

"Saya berterima kasih kepada seluruh jajaran direksi, manajemen dan karyawan JEC yang telah secara solid menghadirkan dan memberikan pelayanan optimal menggunakan ReLEx SMILE. Saya mengapresiasi tim ZEISS yang terus berinovasi menyediakan berbagai teknologi sehingga pelayanan bedah refraktif terbaru bisa hadir di Indonesia," katanya.

Sumber dari : Tribun.com

TerPopuler