Praz Teguh, Musisi yang Malah Sukses Jadi Komika

Praz Teguh, Musisi yang Malah Sukses Jadi Komika

Kamis, 09 November 2023, November 09, 2023

 

Jakarta, Berita Indo 

Praz Teguh menjadi salah satu komika yang cukup sibuk saat ini. Sebagai bukti, lelaki kelahiran Padang, 32 tahun silam ini memiliki tiga program Podcast di YouTube yang seluruhnya memiliki banyak pemirsa.

Bahkan jebolan Standup Comedy Indonesia musim keempat itu dipercayai Deddy Corbuzier menjadi host podcast di program Close The Door.

Mejadi seorang komika sebenarnya tidak pernah dicita-citakan Praz Teguh. Lelaki berambut gondrong ini sebenarnya lebih menyukai musik, dan dunia itu sudah ia tekuni sejak SMP hingga kuliah.

Namun nasi berkata lain. Keberuntungan Praz Teguh malah di dunia standup comedy, yang membuatnya tidak saja terkenal tetapi juga berhasil secara ekonomi.

Yang terbaru, Praz Teguh akan membintangi sketsa komedi berjudul Main Hakim Sendiri yang akan tayang di NET TV. Di program komedi tersebut, Praz Teguh bermain bersama artis artis senior seperti Tora Sudiro, Jessica Iskandar dan komedian lainnya seperti Indra Jegel, Rigen, Ebel Cobra, Boiyen dan Eca Aura.

Suara.com berkesempatan berbincang-bincang dengan artis yang memiliki nama lengkap Teguh Prasetyo di sela -sela kesibukannya syuting sketsa komedi.

Berikut wawancara Suara.com dengan Praz Teguh.

Bagiamana awal mula kariernya hingga menjadi komika?

Awal terjun di Stand Up 2011 itu ikut komunitas standup Padang dan tergabung di standup Indonesia. Dari situ terus ketagihan standup comedy dan dunia komedi. Setelah itu mulai beralih ke Jakarta itu tahun 2012 mengikuti kompetisi sampai 2014. Cuma berada di dunia standup adalah konsistennya, karena setiap tahunnya akan bertambah komika-komika baru jadi kita harus cepet merefresh materi kita.

Apa yang mendasari ikut standup, apakah karena dianggap lucu oleh teman-teman atau seperti apa?

Ya mungkin (saya dianggap lucu). Karena dari sekolah saya sering banget ya, habis guru ngajar, gurunya kelar ngajar saya yang maju ke kelas niruin gurunya. Jadi ya memang dari dulu anaknya suka gitulah (iseng).

Lalu ada kesempatan audisi Stand Up Comedy jadi memutuskan untuk ikut?

Jadi karena ada jalannya, wadahnya di Stand Up, ya itu puncaknya di 2014, saya kut kompetisi di Kompas TV, SUCI 4 waktu itu.

Keputusan memilih menjadi komika, apakah ditentang orangtua?

Keinginan orangtua pasti ya waktu itu cukup panjang, orangtua bisa menerima pekerjaan seperti ini. Apalagi dulu (standup comedy) belum jadi pekerjaan masih hobi, ya paling dapat job-nya beberapa kali.

Namanya orangtua bukan hal yang pasti, yang pasti dia (ayah) rektor pengin ya anaknya ngurusin di bidang dia, pendidikan. Cuma kayaknya after 2015 (ayah) mulai sudah bisa menerima, karena saya sudah tinggal di sini (Jakarta), sudah punya istri, jadi sampai sekarang alhamdulillah (orangtua) support sih.

Pernah punya pengalaman yang tak terlupakan pas jadi komika?

Waktu di panggung enggak lucu, itu namanya nge-boom ya kalau di dunia Stand Up Comedy, kayaknya pernah ya. Cuma yang paling berkesan waktu itu pernah tampil di acara mal, tapi ternyata yang nonton anak TK, jadi saya lagi standup comedy, celana saya ditarik-tarik itu sangat memorable gitu buat saya. Jadi (anak TK) ada yang lagi ngegambar, padahal kan kita lagi melucu ya, aneh aja, itu pengalaman yang paling diingat.

Kamu suka membuat materi standup comedy itu biasa tentang apa?

Mungkin kayaknya dua tahun tiga tahun belakangan ini sejak orangtua meninggal, jadi banyak mengungkit masa lalu saya dengan ibu saya. Karena jujur ibu saya lucu banget menurut saya, kejadian-kejadian sama saya jadi banyak banget yang bisa saya jadiin materi. Tapi enggak tahu kenapa kalau saya bawain ibu di atas panggung, penonton tertawa, saya kayak melepas rindu gitu, menceritakan kembali.

Selain itu, bagaimana sih cara Praz selalu mendapat materi saat standup dan selalu membuat suasana cair?

Kadang saya selalu riset, misalnya kalau ketemu sama siapa, artis A malamnya saya riset sebanyak banyaknya, jadi sudah ada di kepala semua. Terkadang satu pertanyaan dia jawab bisa timbul pertanyaan yang baru dan pada dasarnya saya suka nanya dan suka ngobrol juga. Jadi ditambah ada tim kreatif yang ngasih masukan jadi obrolan sejauh ini enggak buntu sih , aman aman aja, senang aja. Siapapun tamunya saya happy, yang penting sih happy

Berarti punya cara untuk membangun mood ya sebelum di atas panggung atau saat podcast?

Betul, jadi biasanya sebelum kita take syuting, kita ketemu dulu ni di backstage ya, ngobrol dulu. Biasanya gue lihat dulu tuh mood-nya seperti apa hari ini, karena kan kita enggak bisa langsung tanya, ada pagar lah yang harus kita buka juga, ya.

Intinya diajak ngobrol dulusebelum syuting, kita kasih tahu tipikal podcast ini seperti apa, bahayanya seperti apa kadang. Kadang kita juga yang tidak boleh ditanyai apa, itu kita simpan. Kadang saya sempat tanya sih, walaupun dia bilang enggak boleh saya tetap tanya sih, kadang hal-hal begitu yang jadi lucu. Kadang podcast kalau dibawain secara komedi, hal -hal yang sensitif jadi hilang makanya.

Pernah podcast dengan pejabat?

Jarang ya. Kalau gue lebih sering musisi, artis, komika, aktris, dan aktor. Di kelasnya sendiri kayak (komika) Mamat Alkatiri cocok banget itu di politik, kalau saya belum ke arah situ, masih pengen menghibur aja. Kadang kan politik terlalu berat ya menurut saya, jadi mending yang ringan-ringan saja lah.

Kamu juga kan sekarang menjadi host di Podcast Closes The Door milik Deddy Corbuzier, bisa diceritakan proses pemilihannya?

Mungkin berawal dari podcast ya, ada yang namanya podcast PWK, mungkin itu Om Deddy lihat, mungkin dia tertarik. Terus kayaknya setahun yang lalu (Deddy Corbuier) ngajakin ketemu, terus ngajak kerjasama. Mungkin banyak penonton yang kaget jangankan penonton, saya sendiri juga kaget pas saya orangnya. Tapi ya namanya rezeki saya harus terima.

Jadi waktu di tawarin Om deddy ya saya cukup lama mikirnya satu menit lah ya, satu menit doang, hehehe. Saya pikir, ya sudah lah kayaknya memang cocok juga kerjasama sama Om Deddy. Jadi ya prosesnya cukup panjang, karena dari podcast itu dua tahun saya menggeluti itu, baru ketemu sama Om Deddy.

Ada kesulitan enggak sih dipercaya membawa Podcast Deddy Corbuzier?

Kesulitan sih enggak ada tapi tekanannya pasti ada. Ini kan hampir setiap hari saya podcast dan bersyukurnya sekarang lagi ada program di NET, jadi ada selang seling, beda lah di sini sketsa di situ podcast, jadi tidak melulu soal podcast.

Sejauh ini karier kamu kan sudah melonjak, nah apa sih yang belum tercapai?

Yang belum dicapai, mungkin keinginan pergi umrah sama istri aja. Terus bisa umrahin istri keluarga dan orangtua itu terdekat yang pengin banget. Oh iya kebetulan saya juga ngeband namanya Closehead bandnya, mungkin itu rencananya. Cita-citanya ingin punya album bareng paling. Sekarang kami lagi tour.

Itu personelnya Closehead siapa saja, apakah teman-teman sekolah?

Bukan.Ini sebetulnya bandnya sudah lama, ada genre poppunk, melodic punk, Bandnya dari tahun 1997, sudah tua-tua ya, 41 42 umurnya. Mungkin beberapa orang tahu lah skena pop punk Closehead.

Berati band Closehead ini reborn dan Praz baru bergabung berarti ya?

Iya mereka sempat reuni tahun 2018, terus 2023 ini bareng-bareng saya. Jadi ini saya personel baru. Jadi ini juga pelampiasan hal-hal ego ego di musik ya jadi Sabtu Minggu bisa manggung enggak melulu masalah podcast stresnya juga kan podcast setiap hari, Sabtu-Minggu kami bermusik lah Ya.

Berarti sudah ada bakat musik ya dari dulu?

Jadi sebelum di stand up, saya malah awalnya musik. Kayaknya dari SMP sampai kuliah deh fokus banget di band, cuma waktu itu ketemunya jalannya standup comedy, fokus di standup comedy. Terus 2023 ini, karena kesibukan yang ada mungkin kayaknya Sabtu-Minggu lebih enak bermusik. Di band Closehead ini saya sebagai vokalis dan gitar.

Ngomongin soal keluarga, bagaimana anak melihat sosok ayahnya?

Anak saya masih SD, cuma saya sering bawa dia ke panggung. Tapi kalau masalah cita-cita kan kembali lagi ke dia ya, setidaknya mentalnya sudah saya latih lah dari sekarang. Jadi kan setidaknya kalau naik panggung, penontonnya ramai, mentalnya sudah terasah, besok dia mau jadi pastinya akan bertemu orang banyak lagi.

Sekarang kan semakin banyak kegiatan syuting, gimana sih bagi waktu keluarganya?

Akhir-akhir ini lagi jarang keluar sama anak, karena Senin sampai Senin lagi masih kerja. Cuma selalu ada waktu biasanya malam sebelum tidur kalau enggak pagi anter dia sekolah lah ya. Jadi selalu ada support, kalau malam biasanya pas saya pulang selalu saya tanyain tadi ngapain aja, PR-nya bagaimana coba lihat. Jadi setidaknya dia masih ada perhatian.

Jadi interaksi terus ya sama anak kalau lagi di rumah atau lagi di luar rumah?

Kadang lagi kerja begini video call, tanya lagi ngapain. Saya paham banget anak saya sudah kelas 1 SD lagi butuh sosok bapak banget, cuma ya dia tahu bapaknya sibuk. Akhir akhir ini iya lagi jarang jalan-jalan.

Apakah ada rencana liburan bareng dengan keluarga?

Kayaknya di bulan Desember kita bakal balik ke Padang, terus Januari mau umrah sama istri rencananya gitu.

Sebagai orangtua, Praz ingin anaknya menjadi apa di kemudian hari?

Belum tahu ya, cuma istri tuh pengin dorong dia ke pendidikan untuk saat ini, tapi nanti remaja dewasa mau jadi apa terserah dia. Karena saya tahu perasaannya dulu ketika kita harus begini begitu sama orangtua kita tuh enggak nyaman. Jadi itu pelajaran yang saya ambil, bebaslah dia mau jadi apa, jadi diri sendiri its okay, saya enggak nuntut harus dari saya nggak sama sekali.

Mungkin ada tips dari Praz Teguh untuk siapapun yang ingin menjadi komika?

Paling kalau standup kan ada komunitasnya di seluruh Indonesia. Menurut saya sih latihan standup comedy yang paling ok tuh di komunitas. Cari komunitas di kota-kota terus ikuti rutinitas open mic-nya, biasanya di kafe-kafe.

Sekali lagi saya bilang standup komedian yang paling sulit adalah konsisten, lucu sekali gampang, lucu terus terusan itu yang susah. Jadi nulis materi lah seoriginal mungkin dari diri kita, ya setahun dua tahun tiga tahun sudah kelihatan kok.

Menulis materi standup comedy seperti apa sih?

Iya kayak nulis naskah cerita aja. Kayak saya pergi ke A, kejadiannya apa. Makanya banyak standup coemdi kan cerita dari pribadinya sendiri, entah kadang dia jadi security, entah apa. Tapi kalau saran saya, saya jadi standup comedian harus tetap nulis ya. Karena kalau enggak nulis enggak ada pedomannya.

Cuma ada satu satunya komika yang tidak nulis tapi lucu. ya Ebel Kobra. Di mata saya ada teman saya ini saya tidak pernah lihat buku materi standup dia, tapi dia bisa lucu di panggung. The one and only, Ebel Kobra. Kalau gue enggak bisa harus ada persiapannya

Ngomongin soal Pilpres 2024 nanti, kira-kira sudah ada sosok capres yang akan dipilih nanti?

Sudah ada

Anda memilihnya itu melihat dari latar belakang atau pengalaman kah atau bagaimana?

Dari keuntungan pribadi saya mungkin, hehehe. Walau siapapun presiden, yang nyari kerja kita ya, tapi untuk kali ini saya cepet sih milihnya sudah ada. Menang atau enggak saya sudah tahu, tapi saya pilih bapak yang satu itu. Kayaknya 

sudah tahu (pilihan saya) mengarahnya kemana.


TerPopuler